Rabu, 11 Juli 2012

PT. ANGKASA PURA II TERNAK CALO

Tangerang, Gapura Nusantara - Bandara International Soekarno Hatta  adalah suatu fasilitas publik pelayanan transportasi udara Indonesia yang di bawahi oleh Kanwil Departemen Perhubungan Transportasi Udara Bandara Soekarno Hatta yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura II  selaku Persero BUMN. Namun sangat di sayangkan dalam pengelolaan dan pelayanan  terhadap publik masih buruk dimata masyarakat  Indonesia dan masyarakat Internasional. Terbukti masih banyak masyarakat pengguna transportasi di Bandara ini yang tidak puas dengan pelayanan publiknya.
    Ketidak nyamanan pengguna jasa transfotasi udara yang ada di Bandara terbesar di Indonesia itu terkait banyaknya calo liar yang menjamur bak jamur dimusim hujan. Calo - calo tersebut diorganisir dibawah bendera Perusahaan resmi hasil dari tender yang dilakuan oleh PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Int’l Soekarno Hatta.
    Perusahaan yang langganan mendapatkan tender salah satunya PT Dahlia. Perusahaan ini bertenak calo (Forter) resmi dan tidak resmi. Perusahaan ini juga yang melakukan pungutan liar terhadap calo dan taksi gelap (istilah taksi yang tidak resmi –red). Hasil dari pungli itu dibagi-bagikan kepada manajemen Angkasa Pura  II , pegawai dinas perhubungan dan oknum polisi bnadara dan sebagian untuk manajemen PT dahlia. Tentu saja perbuatan ini mendapat persetujuan dan dihalalkan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero).
    “ Saya harus setoran kepada koordinator dilapangan setiap harinya,” kata salah satu calo liar yang mengais rezeki di terminal 2 Int’l. Sudah saatnya menteri BUMN Dahlan Iskan untuk terjun langsung ke Bandara Int’l Soekarno Hatta untuk melihat langsung kondisi Bandara itu. Bila perlu Dahlan Iskan memerintahkan bawahannya untuk mengaudit pegawai Angkasa Pura II.
    Bandara Int’l Soetta yang seharusnya steril dari calo malah sengaja dipelihara oleh PT Angkasa Pura II dan Dinas Perhubungan Udara. Hal ini akan membuat citra buruk didunia internasional. PT Dahlia yang dipiara oleh PT AP II sebagai rekanan memelihara calo-calo di antaranya calo forter, calo tiket dan calo expedisi. Semua di koordinir dengan rapi olehoknum - oknum pejabat yang ada di Bandara.
    “Begitu saya turun dari pesawat tas saya ditarik - tarik seperti mau dirampok oleh calo - calo yang ada disana,” kata salah satu penumpang yang baru turun dari pesawat. Seharusnya kata dia pegawai Angkasa Pura dan keamanan dari Bandara melarang adanya calo liar yang kesannya menakut - nakuti penumpang. “Coba bagaimana kalau turis asing, begitu turun dari pesawat, buka disambut dengan hormat malah ditawarin ini itu, yang ujung - ujungnya memeras,” imbuhnya dengan nada kesal.
    Adanya kerjasama para oknum  pejabat terkait menciptakan budaya Kolusi yang sangat tidak sehat. Apalagi tender unutk mengelola calo (forter) hanya dikuasi oleh perusahaan itu - itu saja. Kalaupun ada tender itu hanya akal - akalan dan sandiwara yang dilakukan oleh PT. Angkasa Pura II.        Sampai kapankah budaya pungutan liar terorganisir ini berakhir. Karena banyak keluhan dari pengguna jasa transfotasi udara di Bandara itu.*Tim*

0 komentar:

Posting Komentar