Jakarta,
Gapuranews.com - Sampah yang teronggok di pinggiran Jalan Daan Mogot, Kelurahan
Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar) karena tidak rutinnya petugas pengangkut
sehingga sampah menumpuk hingga meluber ke jalan.
Pemandangan lokasi
pembuangan sampah (LPS) sementara yang tidak sedap itu dapat dengan mudah
ditemui di Warung Gantung dan dekat lampu merah Polsek Kalideres. Akibat rutinitas
yang tidak sesuai harapan jadi sampah menumpuk dan meluber.
“Secara
estetika tidak bagus sampah menumpuk hingga meluber ke jalan, karena lokasi LPS
tersebut terletak di jalur utama”, ujar Mamad SKM, lurah Kalideres di ruang
kerjanya.
“Sudah kami sampaikan
dalam forum Kecamatan Kalideres akan hal itu, namun hingga kini belum ada
solusi yang terbaik. Ada alternative lain untuk pembuangan dialihkan ke pasar
Kalideres, namun kurang mendapat respon dengan alasan petugas membuang terlalu
jauh. Sekarang mau lihat perhitungan jauhnya atau jeleknya ???", ujarnya
menjelaskan.
1 komentar:
Gapura Nusantara - Ratusan buruh melakukan sweeping ke PT Usman Surya Alam, jalan Raya Curug KM 2.6, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, Selasa (25/11). Mereka memaksa karyawan yang masih bekerja untuk ikut aksi demo penolakan angka UMK 2015.
Dalam aksi tersebut, para buruh yang berkonvoi untuk melakukan demo di Tol Bitung, meringsek masuk ke perusahaan produksi panel listrik tersebut.
Mereka menarik pekerja yang masih melakukan kegiatan. Tak hanya itu, mereka juga memukul dan mengacak-acak barang yang ada di tempat produksi. "Ayo keluar, ngapain masih kerja, kita semua demo hari ini, nggak ada yang kerja," teriak salah satu buruh.
Akhirnya karena merasa takut, pekerja perusahaan tersebut mengikuti aksi demo. Setelah itu para buruh meninggalkan perusahaan dan kembali ke jalan.
Pihak manajemen perusahaan tersebut menyesalkan aksi buruh yang melakukan sweeping. "Kita sama-sama karyawan, tapi kalau menyampaikan pendapat dengan memaksa, bagaimana orang mau terima kalau dilakukan dengan cara seperti itu," ujar pihak manajemen yang enggan disebutkan namanya.
Aksi demo terhenti akibat hujan deras. Sejumlah buruh keluar dari jalan dan mencari tempat berteduh. Aksi orasi pun dihentikan sementara. Mereka malah menyetel house musik dan berjoget ria di bawah jembatan Tol Bitung. Ada juga yang berjoget di bawah guyuran hujan. Mereka terlihat bersorak sorai menikmati musik tersebut.
Sementara aparat kepolisian tetap mengawal aksi mereka meski kehujanan. Sampai saat ini akses tol pun masih tertutup karena aksi tersebut. Buruh menolak nilai UMK 2015 Kota dan Kabupaten Tangerang yang ditetapkan kepala daerah masing-masing.
Seperti diketahui ribuan buruh Tangerang menolak UMK 2015 yang direkomendasikan oleh kepala daerah Tangerang ke Gubernur Banten. Untuk Kota Tangerang sebesar Rp 2.730.000 dan Kabupaten Rp 2.710.000
Mereka menuntut dua kepala daerah tersebut merevisi rekomendasi UMK sesuai tuntutan mereka. "Kita minta untuk Kota sebesar Rp 3,2 juta dan Kabupaten Rp 3,1 juta," tukas korlap aksi Gusril. usman melaporkan dari lokasi
Posting Komentar