Editorial

Budaya Malu Sudah Tidak Ada Lagi
di Kalangan Politik Elit ???


 

Rakyat saat ini menjadi bingung dengan perilaku para Elit Politik yang menjadi pemimpin. Sosok para wakil rakyat yang seharusnya menjadi figur atau contoh, malah tersandung kasus Korupsi. Sebagai wakil rakyat tentu sangat jauh dari harapan rakyat, seharusnya menjadi tuntunan tapi sebaliknya malah menjadi tontonan. Hal ini terjadi dengan banyaknya penangkapan para oknum pejabat yang dilakukan oleh petugas penyidik KPK.

Sebagai rakyat yang ingin sejahtera sudah tentu mengharapkan para figur pemimpin yang jujur, adil dan bijaksana dalam menjalankan amanahnya agar Negara ini menjadi aman nyaman dan sejahtera. Namun apakah harapan rakyat akan terpenuhi kalau bangsa kita dipimpin oleh orang-orang yang tamak dan rakus akan kekayaan dengan menyalahgunakan jabatanya dengan merampok uang Negara ???.

Belakangan ini banyak sekali para oknum pejabat yang memiliki jabatan tinggi yang tertangkap oleh petugas penyidik KPK, di antaranya mulai dari pejabat Mentri, Gubernur, Bupati, Kepolisian bahkan pejabat Mahkamah Konsitusi. Bagaimana mungkin sebuah negara atau bangsa menjadi berdaulat jika para sang aktor yang seharusnya menjadi figur pemimpin dan harapan rakyat justru malah merusak kewibawaan insitusinya sendiri. Kasus korupsi yang mencapai ratusaan juta bahkan  miliaran rupiah.
  
Mungkin bagi sebagian rakyat menilai ini hal yang biasa dan bukan sesuatu yang harus disikapi, tapi sebagai anak bangsa yang memiliki  akhlak dan moral tentu sangatlah malu kalau memiliki para figur pemimpin yang menyalahgunakan jabatan dan kewenanganya, dengan memperkaya diri, merampok uang negaranya sendiri. Sementara di berbagai peloksok  desa terpencil masih banyak rakyat yang kelaparan, bahkan terlantar dengan ekonomi yang sangat pas-pasan. Rakyat mengharapkan perubahan ekonomi yang lebih baik bukan malah sebaliknya.

Banyak para orang bijak berkata ”dunia ini seperti pangung sandiwara”, seperti cerita dalam perwayangan dimana dalang sedang memainkan golek-goleknya dengan  kelincahan tangannya yang membuat cerita begitu indah dan pesona yang memukau para penonton. Namun dari akhir sebuah cerita sang dalang adalah sebuah kesengsaraan Rakyat kecil karena korban para pemipin yang tidak amanah.

Lebih aneh lagi para oknum pejabat yang melakukan tindakan korupsi seperti tidak memiliki rasa malu dengan begitu santai dan tenangnya saat boroknya terungkap di sorot berbagai Media Massa. Sepertinya sudah tidak ada lagi budaya malu di kalangan Elit Politik. Seperti artis papan atas saja yang sedang dikejar para awak media tersangka kasus korupsi saat di giring oleh petugas penyidik KPK untuk dimintai pertanggung jawabannya terkesan seperi orang yang tidak pernah melakukan suatu kesalahan.

“Wakil rakyat seharusnya merakyat, jangan tidur waktu sidang soal rakyat”. Lirik lagu dengan judul Surat Buat Wakil Rakyat karya Iwan Fals tersebut menggambarkan fakta yang terjadi di Senayan, tempat para wakil rakyat bangsa ini bersantai, bukan bekerja. DPR yang seharusnya memperjuangkan aspirasi rakyat kepada pemerintah justru dijadikan “robot” pemerintah. Tidak berbeda dengan DPRD yang menjadi wakil rakyat di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, mereka sama-sama memiliki moral rusak yang sarat dengan korupsi. Rakyat sudah tidak lagi percaya kepada wakil rakyat yang tidak lagi bernurani rakyat.

0 komentar:

Posting Komentar