Pasca perang dunia II bangsa Eropa mengalami kebangkitan
secara signifikan di berbagai sektor, salah satunya bidang ekonomi ,
meski kini mereka sedang menata ulang perekonomian akibat krisis global
beberapa waktu lalu.
Bangsa Eropa menjadi kiblat perekonomian dunia disebabkan system kapitalisme dan liberalisme yang mereka anut pada waktu itu cukup berhasil. Namun seiring dengan waktu system kapitalisme yang memonopoli keuangan dunia nampaknya mulai mengalami masalah serius , sehingga beberapa Negara di Eropa mengalami masalah dan yang paling parah dari dampak krisis tersebut adalah Yunani .
Ketika bangsa - bangsa Eropa mengalami krisis , muncul raksasa baru di Asia menunjukkan eksistensi terhadap perubahan iklim ekonomi dunia, yaitu Cina dan India.
Cina dan India jika dilihat dari sejarah politik adalah termasuk Negara yang pernah bergelut dengan praktek korupsi yang berkepanjangan. Namun, pemerintah kedua Negara tersebut menerapkan hukuman keras untuk para koruptor agar jera melakukan korupsi, salah satu nya hukuman mati. Bangsa Cina dan India juga termasuk negara yang bangkit cukup cepat dengan ciri kekuatan masing – masing. Cina dengan memodifikasi produk – produk Elektronik yang dijual dengan harga cukup murah, sedangkan India bermain disektor Komputerisasi atau IT. Maka India adalah satu – satunya Negara yang bisa menyediakan “ Komputer murah “ bagi para pelajar di nagaranya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia ? sebagai Negara yang mempunyai ciri khas gotong - royong yang merupakan akar dari nenek moyang kita, Indonesia harus kembali kepada Khittah (garis) dalam menjalankan perekonomiannya. Sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi kita. Sayangnya di kota – kota besar sektor UKM kurang mendapat perhatian dan tidak berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan bahwa mayoritas masyarakat kota cenderung lebih memilih bekerja di sektor Industri dan perkantoran , sehingga kreativitas dalam bidang usaha kreatif tidak muncul untuk para koruptor agar jera melakukan korupsi , salah satu nya hukuman mati.
Benda dalam Tinjauan Geografis dan Sosiologis
Benda merupakan Kecamatan yang sangat strategis karena berada di gerbang Banadara Internasional Soekarno Hatta. Disamping itu, secara toritorial Bandara Internasional Soekarno hatta juga masih berada dalam wilayah pemerintah Kecamatan Benda. Itu artinya pihak Pemerintah dan masyarakat sekitar dapat bekerja sama dengan Bandara untuk meningkatkan perekonomian.
Masyarakat Benda masih tergantung dengan lapangan pekerjaan yang ada di Bandara. Mereka bersaing dengan para Urban daerah lain dalam mencari pekerjaan , namun dilapangan, nampaknya mereka kalah dalam pecaturan dunia kerja, khususnya di bandara. Ada beberapa Hal yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain :
Pertama, Sistem rekrutmen yang tidak terbuka. Rekrutmen ketenagakerjaan di Bandara seharusnya bekerjasama dengan Kelurahan dan Kecamatan agar dapat di ketahui masyarakat sekitar. Ini merupakan salah satu tanggung jawab dalam merealisasikan otonomi daerah serta realisasi. Dari kepedulian pihak pengusaha terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar atau yang lebih dikenal dengan istilah CSR (Coorporate Social Responsibility). Dengan begitu masyarakat sekitar Bandara juga dapat menikmati “ Kue “ Bandara.
Kedua, Kolusi dan Nepotisme.
Tidak adanya transparansi mengakibatkan kolusi dan nepotisme cukup mengakar di Bandara. Untuk bekerja menjadi security saja, ada sebuah outsourching mengharuskan seseorang mengeluarkan biaya sampai 7 juta.
Ketiga, Sumber Daya Manusia.
Untuk memegang jabatan penting , memang dibutuhkan skill atau kemampuan yang cukup mumpuni, ini yang menjadi alasan usia kerja di Benda mengalami kesulitan bekerja di Bandara, padahal usia angkatan kerja pada tahun 2008 banyak yang telah menempuh pendidikan tinggi, namun kenyataannya tetap saja sulit untuk menembus posisi di Bandara karena jatah sudah diatur untuk keluarga atau orang – orang dekat.
Melihat kondisi diatas, perlu ada langkah – langkah yang dilakukan berbagai pihak, Pemerintah dan masyarakat sekitar.
Pemerintah dalam hal ini harus berperan aktif meningkatkan kerjasama dan membuat Memorandum Of Understanding ( MOU ) dengan pihak - pihak pengusaha disekitar Bandara, agar mempunyai kontribusi terhadap masyarakat, disamping Pemerintah juga harus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) angkatan kerja dengan mengadakan pelatihan – pelatihan yang kemudian disalurkan secara kongkrit melalui usaha kemitraan tersebut, pengusaha menggandeng masayarakat untuk penyediaan kebutuhan – kebutuhan mereka melalui bantuan mediasi Pemerintah atauusaha mandiri .
Untuk merealisasikan itu dibutuhkan keberanian dan kemauan dari semua pihak dengan begitu kita bisa membentuk ekonomi kreatif dengan tidak selalu bergantung kepada pihak Bandara yang untuk sementara ini belum bias memberikan kontribusi maksimal terhadap masyartrakat sekitar .
Semoga kedepan Benda menjadi lebih baik dari sisi kesejahteraan masayarakat. Keberadaan para investor disekitar memberikan kontribusi nyata secara ekonomis, menggiatkan usaha – usaha masyarakat , dan dengan begitu terjadi hukum sosiologis ekonomis yang humanis sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Insya Allah.
Bangsa Eropa menjadi kiblat perekonomian dunia disebabkan system kapitalisme dan liberalisme yang mereka anut pada waktu itu cukup berhasil. Namun seiring dengan waktu system kapitalisme yang memonopoli keuangan dunia nampaknya mulai mengalami masalah serius , sehingga beberapa Negara di Eropa mengalami masalah dan yang paling parah dari dampak krisis tersebut adalah Yunani .
Ketika bangsa - bangsa Eropa mengalami krisis , muncul raksasa baru di Asia menunjukkan eksistensi terhadap perubahan iklim ekonomi dunia, yaitu Cina dan India.
Cina dan India jika dilihat dari sejarah politik adalah termasuk Negara yang pernah bergelut dengan praktek korupsi yang berkepanjangan. Namun, pemerintah kedua Negara tersebut menerapkan hukuman keras untuk para koruptor agar jera melakukan korupsi, salah satu nya hukuman mati. Bangsa Cina dan India juga termasuk negara yang bangkit cukup cepat dengan ciri kekuatan masing – masing. Cina dengan memodifikasi produk – produk Elektronik yang dijual dengan harga cukup murah, sedangkan India bermain disektor Komputerisasi atau IT. Maka India adalah satu – satunya Negara yang bisa menyediakan “ Komputer murah “ bagi para pelajar di nagaranya.
Lalu bagaimana dengan Indonesia ? sebagai Negara yang mempunyai ciri khas gotong - royong yang merupakan akar dari nenek moyang kita, Indonesia harus kembali kepada Khittah (garis) dalam menjalankan perekonomiannya. Sektor UKM (Usaha Kecil Menengah) menjadi salah satu pilar kekuatan ekonomi kita. Sayangnya di kota – kota besar sektor UKM kurang mendapat perhatian dan tidak berjalan secara maksimal. Hal ini disebabkan bahwa mayoritas masyarakat kota cenderung lebih memilih bekerja di sektor Industri dan perkantoran , sehingga kreativitas dalam bidang usaha kreatif tidak muncul untuk para koruptor agar jera melakukan korupsi , salah satu nya hukuman mati.
Benda dalam Tinjauan Geografis dan Sosiologis
Benda merupakan Kecamatan yang sangat strategis karena berada di gerbang Banadara Internasional Soekarno Hatta. Disamping itu, secara toritorial Bandara Internasional Soekarno hatta juga masih berada dalam wilayah pemerintah Kecamatan Benda. Itu artinya pihak Pemerintah dan masyarakat sekitar dapat bekerja sama dengan Bandara untuk meningkatkan perekonomian.
Masyarakat Benda masih tergantung dengan lapangan pekerjaan yang ada di Bandara. Mereka bersaing dengan para Urban daerah lain dalam mencari pekerjaan , namun dilapangan, nampaknya mereka kalah dalam pecaturan dunia kerja, khususnya di bandara. Ada beberapa Hal yang melatar belakangi masalah tersebut, antara lain :
Pertama, Sistem rekrutmen yang tidak terbuka. Rekrutmen ketenagakerjaan di Bandara seharusnya bekerjasama dengan Kelurahan dan Kecamatan agar dapat di ketahui masyarakat sekitar. Ini merupakan salah satu tanggung jawab dalam merealisasikan otonomi daerah serta realisasi. Dari kepedulian pihak pengusaha terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar atau yang lebih dikenal dengan istilah CSR (Coorporate Social Responsibility). Dengan begitu masyarakat sekitar Bandara juga dapat menikmati “ Kue “ Bandara.
Kedua, Kolusi dan Nepotisme.
Tidak adanya transparansi mengakibatkan kolusi dan nepotisme cukup mengakar di Bandara. Untuk bekerja menjadi security saja, ada sebuah outsourching mengharuskan seseorang mengeluarkan biaya sampai 7 juta.
Ketiga, Sumber Daya Manusia.
Untuk memegang jabatan penting , memang dibutuhkan skill atau kemampuan yang cukup mumpuni, ini yang menjadi alasan usia kerja di Benda mengalami kesulitan bekerja di Bandara, padahal usia angkatan kerja pada tahun 2008 banyak yang telah menempuh pendidikan tinggi, namun kenyataannya tetap saja sulit untuk menembus posisi di Bandara karena jatah sudah diatur untuk keluarga atau orang – orang dekat.
Melihat kondisi diatas, perlu ada langkah – langkah yang dilakukan berbagai pihak, Pemerintah dan masyarakat sekitar.
Pemerintah dalam hal ini harus berperan aktif meningkatkan kerjasama dan membuat Memorandum Of Understanding ( MOU ) dengan pihak - pihak pengusaha disekitar Bandara, agar mempunyai kontribusi terhadap masyarakat, disamping Pemerintah juga harus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) angkatan kerja dengan mengadakan pelatihan – pelatihan yang kemudian disalurkan secara kongkrit melalui usaha kemitraan tersebut, pengusaha menggandeng masayarakat untuk penyediaan kebutuhan – kebutuhan mereka melalui bantuan mediasi Pemerintah atauusaha mandiri .
Untuk merealisasikan itu dibutuhkan keberanian dan kemauan dari semua pihak dengan begitu kita bisa membentuk ekonomi kreatif dengan tidak selalu bergantung kepada pihak Bandara yang untuk sementara ini belum bias memberikan kontribusi maksimal terhadap masyartrakat sekitar .
Semoga kedepan Benda menjadi lebih baik dari sisi kesejahteraan masayarakat. Keberadaan para investor disekitar memberikan kontribusi nyata secara ekonomis, menggiatkan usaha – usaha masyarakat , dan dengan begitu terjadi hukum sosiologis ekonomis yang humanis sehingga terjalin hubungan yang harmonis. Insya Allah.
(Muhammad Hambali)
0 komentar:
Posting Komentar